Hukum Anjing Laut Dan Binatang Air Lainnya
kang dherek tangklet
kan ajing darat hukumnya najis dan haram kalau anjing laut gimana hukumnya . . . . . . .
jawaban
NA Kami NerashUke sbelumnya saya perinci sbb:
1.semua bentuk ikan yg hidup di air itu hukumnya halal tanpa perbedaan pendapat ulama
2. semua binatang yg hidup di air dan darat itu haram spt katak dll
3. semua yg hidup di air namun tdk berbentuk ikan trdapat perbedaan pendapat para ulama, namun yg paling shohih adalah halal dimakan spt anjing laut dll
referensi
( فرع ) حيوان البحر إذا خرج منه مالا يعيش إلا عيش المذبوح
كالسمك بأنواعه فهو حلال ولا حاجة إلى ذبحه وسواء مات بسبب ظاهر كصدمة أو
ضرب الصياد أو غيره أو مات حتف أنفه وأما ما ليس على صورة السموك المشهورة
ففيه ثلاث مقالات أصحها الحل
ونص عليه الشافعي واحتج به بعموم قوله تعالى { أحل لكم صيد البحر } وبقوله
صلى الله عليه وسلم الحل ميتته وقد نص الشافعي رضي الله عنه على أنه قال
يؤكل فار الماء خنزير الماء قال النووي في أصل الروضة الأصح أن السمك يقع
على جميعها
far'un
Binatang laut bila tidak dapat hidup saat eluar dari habitatnya kecuali seperti kehidupan saat tersenbelih seperti segala jenis ikan dengan segala macamnya maka halal dan tidak dibutuhkan menyembelihnya (saat hendak dikonsumsi), baik ia mati oleh sebab yang nyata seperti akibat shock atau diburu atau lainnya atau mati dengan sewajarnya.
Sedang binatang laut yang tidak berbentuk ikan yang sudah
dikenal mashur maka terdapat tiga pendapat ulama dalam hukumnya namun
pendapat paling shahih diantara ketiganya menyatakan kehalalannya sebagaimana yang ditetapkan oleh as-Syafi’i dengan berdasar firman Allah “Dihalalkan bagi kalian binatang buruan laut” dan sabda nabi “Yang halal bangkainya”..
Imam Syafi’i memberi ketetapan “Halal dimakan tikus air, Babi air”.
Imam Nawawi berkata dalam asalnya kitab ar-Raudhah “pendapat Yang paling shahih bahwa nama ikan mencakup kesemuanya”...
Kifaayah al-Akhyaar I/527
والمراد بالسمك كل ما لا يعيش في البر من حيوان البحر وإن لم يسمَّ سمكاً
Yang dimaksud dengan ikan air adalah setiap binatang air yang tidak dapat hidup didaratan meskipun ia tidak dinamai dengan ikan.
Kasyifah as-Sajaa Hal. 50
( وَحَرُمَ مَا يَعِيشُ فِي بَرٍّ وَبَحْرٍ كَضِفْدَعٍ )... ( قَوْلُهُ وَتِمْسَاحٍ ) أَيْ بِخِلَافِ الْقِرْشِ فَإِنَّهُ حَلَالٌ كَمَا أَفْتَى بِهِ الْمُحِبُّ الطَّبَرِيُّ وَفَرَسِ الْبَحْرِ حَلَالٌ كَمَا أَفْتَى بِهِ بَعْضُهُمْ ا هـ سم
(Dan diharamkan hewan yang hidup didarat dan air seperti katak)...
(Dan buaya) berbeda dengan ikan hiu sesungguhnya ia halal seperti pendapat yang difatwakan oleh al-Muhib at-Thabry, sedang kuda laut juga halal sebagaimana fatwa sebagian ulama”.
Hasyiyah al-Jamal 22/382
kan ajing darat hukumnya najis dan haram kalau anjing laut gimana hukumnya . . . . . . .
jawaban
NA Kami NerashUke sbelumnya saya perinci sbb:
1.semua bentuk ikan yg hidup di air itu hukumnya halal tanpa perbedaan pendapat ulama
2. semua binatang yg hidup di air dan darat itu haram spt katak dll
3. semua yg hidup di air namun tdk berbentuk ikan trdapat perbedaan pendapat para ulama, namun yg paling shohih adalah halal dimakan spt anjing laut dll
referensi
( فرع ) حيوان البحر إذا خرج منه مالا يعيش إلا عيش المذبوح
كالسمك بأنواعه فهو حلال ولا حاجة إلى ذبحه وسواء مات بسبب ظاهر كصدمة أو
ضرب الصياد أو غيره أو مات حتف أنفه وأما ما ليس على صورة السموك المشهورة
ففيه ثلاث مقالات أصحها الحل
ونص عليه الشافعي واحتج به بعموم قوله تعالى { أحل لكم صيد البحر } وبقوله
صلى الله عليه وسلم الحل ميتته وقد نص الشافعي رضي الله عنه على أنه قال
يؤكل فار الماء خنزير الماء قال النووي في أصل الروضة الأصح أن السمك يقع
على جميعها
far'un
Binatang laut bila tidak dapat hidup saat eluar dari habitatnya kecuali seperti kehidupan saat tersenbelih seperti segala jenis ikan dengan segala macamnya maka halal dan tidak dibutuhkan menyembelihnya (saat hendak dikonsumsi), baik ia mati oleh sebab yang nyata seperti akibat shock atau diburu atau lainnya atau mati dengan sewajarnya.
Sedang binatang laut yang tidak berbentuk ikan yang sudah
dikenal mashur maka terdapat tiga pendapat ulama dalam hukumnya namun
pendapat paling shahih diantara ketiganya menyatakan kehalalannya sebagaimana yang ditetapkan oleh as-Syafi’i dengan berdasar firman Allah “Dihalalkan bagi kalian binatang buruan laut” dan sabda nabi “Yang halal bangkainya”..
Imam Syafi’i memberi ketetapan “Halal dimakan tikus air, Babi air”.
Imam Nawawi berkata dalam asalnya kitab ar-Raudhah “pendapat Yang paling shahih bahwa nama ikan mencakup kesemuanya”...
Kifaayah al-Akhyaar I/527
والمراد بالسمك كل ما لا يعيش في البر من حيوان البحر وإن لم يسمَّ سمكاً
Yang dimaksud dengan ikan air adalah setiap binatang air yang tidak dapat hidup didaratan meskipun ia tidak dinamai dengan ikan.
Kasyifah as-Sajaa Hal. 50
( وَحَرُمَ مَا يَعِيشُ فِي بَرٍّ وَبَحْرٍ كَضِفْدَعٍ )... ( قَوْلُهُ وَتِمْسَاحٍ ) أَيْ بِخِلَافِ الْقِرْشِ فَإِنَّهُ حَلَالٌ كَمَا أَفْتَى بِهِ الْمُحِبُّ الطَّبَرِيُّ وَفَرَسِ الْبَحْرِ حَلَالٌ كَمَا أَفْتَى بِهِ بَعْضُهُمْ ا هـ سم
(Dan diharamkan hewan yang hidup didarat dan air seperti katak)...
(Dan buaya) berbeda dengan ikan hiu sesungguhnya ia halal seperti pendapat yang difatwakan oleh al-Muhib at-Thabry, sedang kuda laut juga halal sebagaimana fatwa sebagian ulama”.
Hasyiyah al-Jamal 22/382
EmoticonEmoticon