Menjual Bunga Kamboja Kuburan
Aslmkm wrb. Apa hukum menjual bunga kamboja dr kuburan.sdgkn bwnyk masyarakat yg mencri brng tsbt.
jawaban
Pojok Apis Sanangondang wa'alaikumsalam mas @rohmatullah
hal ini prnah di kaji dlm suatu forum kajian kitab kuning (bahtusl masail)
dg teks sbg berikut :
Deskripsi Masalah
Berdasarkan perkembangan jaman, akhir-akhir ini banyak dijumpai
tentang maraknya pencari bunga Kamboja untuk dijual kepada para pengepul
Kamboja yang akhirnya disetorkan kepada produsen sabun sebagai salah
satu bahan pewangi, di beberapa tempat di wilayah Jombang banyak sekali
makam/maqbaroh yang menjadi sasaran pencari bunga Kamboja karena memang
di makam-makam sekitar wilayah Jombang banyak sekali ditumbuhi tanaman
Kamboja.
Pertanyaan
Adakah pendapat ulama yang membolehkan mengambil tanaman, bunga atau buah di makam?
Bila tidak ada bagaimana solusinya?
JAWABAN;
Ada, tetapi ketentuan tanaman dan bunga yang boleh diambil harus memenuhi syarat;
Tidak dalam maqbaroh mamlukah (makam yang berstatus milik).
Tanaman dan bunga tersebut tidak sengaja ditaruh di atas pusara.
Tanaman dan bunga tersebut sudah kering, bila di atas pusara.
Sedangkan untuk buah, bila tanah berstatus mamlukah maka tidak boleh
mengambilnya. Dan jika tanahnya berstatus mauqufah (tanah wakaf) atau
musabbalah (makam umum) maka boleh mengambilnya, namun sebaiknya buah
tersebut di tasyarufkan untuk kemaslahatan Maqbaroh.
Referensi;
إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين (3/ 216)
(فَرْعٌ) ثَمَرُ الشَّجَرِ النَّابِتِ بِالْمَقْبَرَةِ الْمُبَاحَةِ مُبَاحٌ وَصَرْفُهُ لِمَصَالِحِهَا أَوْلَى
(قوله: ثَمَرُ
الشَّجَرِ النَّابِتِ بِالْمَقْبَرَةِ الْمُبَاحَةِ) أَيْ لِدَفْنِ
الْمُسْلِمِيْنَ فِيْهَا بِأَنْ كَانَتْ مَوْقُوْفَةً أَوْ مُسَبَّلَةً
لِذَلِكَ.وَخَرَجَ
بِهَا: الْمَمْلُوْكَةُ، فَإِنَّ ثَمَرُ الشَّجَرِ النَّابِتِ فِيْهَا
مَمْلُوْكٌ أَيْضًا، وَقَوْلُهُ مُبَاحٌ، خَبَرُ ثَمَرُ، أَيْ فَيَجُوْزُ
لِكُلِّ أَحَدٍ الْأَكْلُ مِنْهُ (قوله: وصرفه) أي الثمر.(وقوله: لمصالحها) أي المقبرة كتعميرها. (وقوله: أولى) أي من تبقيته للناس،
Terjemah; (Cabang masalah); Buah dari pohon yang tumbuh di Maqbaroh
Mubahah yakni makam umum atau makam wakafan hukumnya Mubah. Adapun
mentasyarufkan buah tersebut untuk kemaslahatan Maqbaroh lebih utama.
Kecuali makam yang berstatus milik, maka buah dari pohon yang tumbuh di
dalamnya menjadi milik pemilik makam tersebut.
بغية المسترشدين للسيد باعلوي الحضرمي (1/ 355)
(مسألة: ش): حُكْمُ
الشَّجَرِ النَّابِتِ فِيْ أَرْضٍ مَوْقُوْفَةٍ لِسُكْنَى الْمُسْلِمِيْنَ
أَوْ الْمَقْبَرَةِ الْمُسَبَّلَةِ أَوْ الْمَوْقُوْفَةِ الْإِبَاحَةُ
تَبَعاً لَهَا،
Terjemah; “Hukum pohon yang tumbuh dalam tanah wakaf untuk tempat
tinggal kaum muslimin atau makam umum atau makam wakaf adalah Mubah”.
شرح المقدمة الحضرمية المسمى بشرى الكريم بشرح مسائل التعليم (ص: 473)
يُسَنُّ وَضْعُ
جَرِيْدَةٍ خَضْرَاءَ عَلَى الْقَبْرِ؛ لِلْاِتِّبَاعِ، لِأَنَّهُ
يُخَفَّفُ عَنْهُ بِبَرَكَةِ تَسْبِيْحِهَا؛ إِذْ هُوَ أَكْمَلُ مِنْ
تَسْبِيْحِ الْيَابِسِ؛ لِأَنَّ فِيْهِ نَوْعَ حَيَاةٍ.وَقِيْسَ
بِهَا: مَا اِعْتِيْدَ مِنْ طَرْحِ الرَّيْحَانِ وَنَحْوِهِ، وَيَحْرُمُ
أَخْذُ ذَلِكَ، وَظَاهِرُ هَذَا أَنَّ الْيَابِسَ لَا يَحْرُمُ أَخْذُهُ؛ نَظْراً لِتَقْيِيْدِ الْحَدِيْثِ التَّخْفِيْفَ بِالْأَخْضَرِ بِمَا لَمْ يَيِبسْ.
Terjemah; “Disunnahkan menaruh pelepah kurma yang belum kering di
atas pusara karena mengikuti Nabi. Hal itu untuk meringankan siksa mayit
sebab berkah pembacaan Tasbih pelepah tersebut. Di Qiyaskan dengan
pelepah kurma yang belum kering ialah kebiasaan menaruh bunga dan
sejenisnya. Dan haram mengambil pelepah dan bunga tersebut. Melihat dari
keterangan ini sesungguhnya pelepah dan bunga yang kering tidakh haram
diambil”.
jawaban
Pojok Apis Sanangondang wa'alaikumsalam mas @rohmatullah
hal ini prnah di kaji dlm suatu forum kajian kitab kuning (bahtusl masail)
dg teks sbg berikut :
Deskripsi Masalah
Berdasarkan perkembangan jaman, akhir-akhir ini banyak dijumpai
tentang maraknya pencari bunga Kamboja untuk dijual kepada para pengepul
Kamboja yang akhirnya disetorkan kepada produsen sabun sebagai salah
satu bahan pewangi, di beberapa tempat di wilayah Jombang banyak sekali
makam/maqbaroh yang menjadi sasaran pencari bunga Kamboja karena memang
di makam-makam sekitar wilayah Jombang banyak sekali ditumbuhi tanaman
Kamboja.
Pertanyaan
Adakah pendapat ulama yang membolehkan mengambil tanaman, bunga atau buah di makam?
Bila tidak ada bagaimana solusinya?
JAWABAN;
Ada, tetapi ketentuan tanaman dan bunga yang boleh diambil harus memenuhi syarat;
Tidak dalam maqbaroh mamlukah (makam yang berstatus milik).
Tanaman dan bunga tersebut tidak sengaja ditaruh di atas pusara.
Tanaman dan bunga tersebut sudah kering, bila di atas pusara.
Sedangkan untuk buah, bila tanah berstatus mamlukah maka tidak boleh
mengambilnya. Dan jika tanahnya berstatus mauqufah (tanah wakaf) atau
musabbalah (makam umum) maka boleh mengambilnya, namun sebaiknya buah
tersebut di tasyarufkan untuk kemaslahatan Maqbaroh.
Referensi;
إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين (3/ 216)
(فَرْعٌ) ثَمَرُ الشَّجَرِ النَّابِتِ بِالْمَقْبَرَةِ الْمُبَاحَةِ مُبَاحٌ وَصَرْفُهُ لِمَصَالِحِهَا أَوْلَى
(قوله: ثَمَرُ
الشَّجَرِ النَّابِتِ بِالْمَقْبَرَةِ الْمُبَاحَةِ) أَيْ لِدَفْنِ
الْمُسْلِمِيْنَ فِيْهَا بِأَنْ كَانَتْ مَوْقُوْفَةً أَوْ مُسَبَّلَةً
لِذَلِكَ.وَخَرَجَ
بِهَا: الْمَمْلُوْكَةُ، فَإِنَّ ثَمَرُ الشَّجَرِ النَّابِتِ فِيْهَا
مَمْلُوْكٌ أَيْضًا، وَقَوْلُهُ مُبَاحٌ، خَبَرُ ثَمَرُ، أَيْ فَيَجُوْزُ
لِكُلِّ أَحَدٍ الْأَكْلُ مِنْهُ (قوله: وصرفه) أي الثمر.(وقوله: لمصالحها) أي المقبرة كتعميرها. (وقوله: أولى) أي من تبقيته للناس،
Terjemah; (Cabang masalah); Buah dari pohon yang tumbuh di Maqbaroh
Mubahah yakni makam umum atau makam wakafan hukumnya Mubah. Adapun
mentasyarufkan buah tersebut untuk kemaslahatan Maqbaroh lebih utama.
Kecuali makam yang berstatus milik, maka buah dari pohon yang tumbuh di
dalamnya menjadi milik pemilik makam tersebut.
بغية المسترشدين للسيد باعلوي الحضرمي (1/ 355)
(مسألة: ش): حُكْمُ
الشَّجَرِ النَّابِتِ فِيْ أَرْضٍ مَوْقُوْفَةٍ لِسُكْنَى الْمُسْلِمِيْنَ
أَوْ الْمَقْبَرَةِ الْمُسَبَّلَةِ أَوْ الْمَوْقُوْفَةِ الْإِبَاحَةُ
تَبَعاً لَهَا،
Terjemah; “Hukum pohon yang tumbuh dalam tanah wakaf untuk tempat
tinggal kaum muslimin atau makam umum atau makam wakaf adalah Mubah”.
شرح المقدمة الحضرمية المسمى بشرى الكريم بشرح مسائل التعليم (ص: 473)
يُسَنُّ وَضْعُ
جَرِيْدَةٍ خَضْرَاءَ عَلَى الْقَبْرِ؛ لِلْاِتِّبَاعِ، لِأَنَّهُ
يُخَفَّفُ عَنْهُ بِبَرَكَةِ تَسْبِيْحِهَا؛ إِذْ هُوَ أَكْمَلُ مِنْ
تَسْبِيْحِ الْيَابِسِ؛ لِأَنَّ فِيْهِ نَوْعَ حَيَاةٍ.وَقِيْسَ
بِهَا: مَا اِعْتِيْدَ مِنْ طَرْحِ الرَّيْحَانِ وَنَحْوِهِ، وَيَحْرُمُ
أَخْذُ ذَلِكَ، وَظَاهِرُ هَذَا أَنَّ الْيَابِسَ لَا يَحْرُمُ أَخْذُهُ؛ نَظْراً لِتَقْيِيْدِ الْحَدِيْثِ التَّخْفِيْفَ بِالْأَخْضَرِ بِمَا لَمْ يَيِبسْ.
Terjemah; “Disunnahkan menaruh pelepah kurma yang belum kering di
atas pusara karena mengikuti Nabi. Hal itu untuk meringankan siksa mayit
sebab berkah pembacaan Tasbih pelepah tersebut. Di Qiyaskan dengan
pelepah kurma yang belum kering ialah kebiasaan menaruh bunga dan
sejenisnya. Dan haram mengambil pelepah dan bunga tersebut. Melihat dari
keterangan ini sesungguhnya pelepah dan bunga yang kering tidakh haram
diambil”.

EmoticonEmoticon