Pandangan Pertama Dan Pacaran Via HP
Mau tanya donk..........
Sebagai ank remaja ktaa kn gc boleh ndeso yaaaa
1 lha kalau pcr an die hp aj tanpa ketemuan thu blh ap gc???
2 kalu makan di warung am temen laki laki dan laki lakinya menetap tidak berkedip it blh ap gc
3 memberi kado di hari natal / pd hari besar kecuali agama islam
Sebagai ank remaja ktaa kn gc boleh ndeso yaaaa
1 lha kalau pcr an die hp aj tanpa ketemuan thu blh ap gc???
2 kalu makan di warung am temen laki laki dan laki lakinya menetap tidak berkedip it blh ap gc
3 memberi kado di hari natal / pd hari besar kecuali agama islam
dh ithu aj yang aq tanyakan makasih
jawaban
NA Kami NerashUke 1. pacaran lewat hp itu hukumnya jga haram, karena akhirnya cenderung berdampak negatif , baca https://www.facebook.com/groups/389240587902464/permalink/391408611018995/
2. pandangan lawan jenis tdak diperbolehkan, kecuali pd pandangn pertama namun stelah itu harus ghoddul bashor(memejamkan wajahnya atau memalingkan wajahnya)
berdasarkan hadits Rasulullah SAW:
يَا عَلِيُّ لَا تُتْبِعْ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ فَإِنَّ لَك الْأُولَى , وَلَيْسَتْ لَك الْآخِرَةُ
"Wahai
Ali! Jangan kau ikuti sebuah pandangan dengan pandangan yang lain.
Boleh untukmu pandangan pertama, tidak pada pandangan terakhir
(sesudahnya)".
untuk dalil kitab kuningnya nanti akan disampaikan oleh mbah CahBaguz IngnCndry
3. silahkan untuk nmer 3 tanyakan pd postingan baru
jawaban
NA Kami NerashUke 1. pacaran lewat hp itu hukumnya jga haram, karena akhirnya cenderung berdampak negatif , baca https://www.facebook.com/groups/389240587902464/permalink/391408611018995/
2. pandangan lawan jenis tdak diperbolehkan, kecuali pd pandangn pertama namun stelah itu harus ghoddul bashor(memejamkan wajahnya atau memalingkan wajahnya)
berdasarkan hadits Rasulullah SAW:
يَا عَلِيُّ لَا تُتْبِعْ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ فَإِنَّ لَك الْأُولَى , وَلَيْسَتْ لَك الْآخِرَةُ
"Wahai
Ali! Jangan kau ikuti sebuah pandangan dengan pandangan yang lain.
Boleh untukmu pandangan pertama, tidak pada pandangan terakhir
(sesudahnya)".
untuk dalil kitab kuningnya nanti akan disampaikan oleh mbah CahBaguz IngnCndry
3. silahkan untuk nmer 3 tanyakan pd postingan baru
NA Kami NerashUke
هَذَا أَمْرٌ مِنَ اللَّهِ
تَعَالَى لِعِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ أَنْ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ
عَمَّا حَرَّمَ عَلَيْهِمْ ، فَلَا يَنْظُرُوا إِلَّا إِلَى مَا أَبَاحَ
لَهُمُ النَّظَرَ إِلَيْهِ ، وَأَنْ يَغُضُّوا أَبْصَارَهُمْ عَنِ
الْمَحَارِمِ ، فَإِنِ اتَّفَقَ أَنْ وَقَعَ الْبَصَرُ عَلَى مَحْرَمٍ مِنْ
غَيْرِ قَصْدٍ ، فَلْيَصْرِفْ بَصَرَهُ عَنْهُ سَرِيعًا ، كَمَا رَوَاهُ
مُسْلِمٌ فِي صَحِيحِهِ ، مِنْ حَدِيثِ يُونُسَ بْنِ عُبَيْدٍ ، عَنْ
عَمْرِو بْنِ سَعِيدٍ ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ بْنِ عَمْرِو بْنِ جَرِيرٍ ،
عَنْ جَدِّهِ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْبَجْلِيِّ ، رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ ، قَالَ : سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،
عَنْ نَظْرَةِ الْفَجْأَةِ ، فَأَمَرَنِي أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِي .
Ini merupakan perintah Allah kepada hamba2Nya yang beriman agar mereka
menahan pandangan dari perkara2 yang haram diihat. Janganlah melihat
kecuali kepada hal-hal yang dibolehkan untuk dilihat dan hendaklah
mereka menahan pandangan dari perkara2 yang haram untuk dilihat, maka
hendaklah ia segera memalingkan pandangannya seperti yang diriwayatkan
oleh Muslim dalam shahihnya, dari Abu Zur’ah bin Amr bin Jarir dari
kakeknya, yakni Jarir bin ‘Abdillah Al Bajali RA, ia berkata,
“Aku
bertanya kepada rasulullah shollallohu alaihi wasallam tentang pandangan
spontan. Beliau memerintahkanku agar segera memalingkan pandanganku.”
وَكَذَا رَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ ، عَنْ هُشَيْمٍ ، عَنْ يُونُسَ بْنِ
عُبَيْدٍ ، بِهِ . وَرَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ
وَالنَّسَائِيُّ ، مِنْ حَدِيثِهِ أَيْضًا . وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ :
حَسَنٌ صَحِيحٌ . وَفِي رِوَايَةٍ لِبَعْضِهِمْ : فَقَالَ : " أَطْرِقْ
بَصَرَكَ " ، يَعْنِي : انْظُرْ إِلَى الْأَرْضِ . وَالصَّرْفُ أَعَمُّ;
فَإِنَّهُ قَدْ يَكُونُ إِلَى الْأَرْضِ ، وَإِلَى جِهَةٍ أُخْرَى ،
وَاللَّهُ أَعْلَمُ .
Demikian pula diriwayatkan oleh Ahmad dari
Husyaim, dari Yunus bin ‘Ubaid. Abu Dawud, At Tirmidzi dan an Nasa’I
juga meriwayatkannya, at Tirmidzi berkata ‘hasan shahih’. Dalam riwayat
lain disebutkan dengan lafazh ‘Tundukkanlah pandanganmu’ yakni
menundukkan pandangan ke bawah. Memalingkan memiliki makna yang lebih
umum, karena boleh jadi dengan memandang ke bawah atau ke arah lain,
wallahu’alam.
وَقَالَ أَبُو دَاوُدَ : حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ
بْنُ مُوسَى الْفَزَارِيُّ ، حَدَّثَنَا شَرِيكٌ ، عَنْ أَبِي رَبِيعَةَ
الْإِيَادِيِّ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ
: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَلِيٍّ : "
يَا عَلِيُّ ، لَا تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ ، فَإِنَّ لَكَ
الْأُولَى وَلَيْسَ لَكَ الْآخِرَةُ "
وَرَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ مِنْ حَدِيثِ شَرِيكٍ ، وَقَالَ : غَرِيبٌ ، لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِهِ .
Abu Dawud meriwayatkan dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia
berkata : “Rasulullah SAW berkata kepada ‘Ali ‘Hai Ali, janganlah ikuti
pandangan pertama dengan pandangan kedua. Karena pandangan pertama
untukmu(dimaafkan) dan pandangan kedua tidak untukmu(tidak dimaafkan)”.
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari hadits Syuraik, lalu beliau berkata ;Gharib, kami tidak mengetahui kecuali dari haditsnya.
تَعَالَى لِعِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ أَنْ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ
عَمَّا حَرَّمَ عَلَيْهِمْ ، فَلَا يَنْظُرُوا إِلَّا إِلَى مَا أَبَاحَ
لَهُمُ النَّظَرَ إِلَيْهِ ، وَأَنْ يَغُضُّوا أَبْصَارَهُمْ عَنِ
الْمَحَارِمِ ، فَإِنِ اتَّفَقَ أَنْ وَقَعَ الْبَصَرُ عَلَى مَحْرَمٍ مِنْ
غَيْرِ قَصْدٍ ، فَلْيَصْرِفْ بَصَرَهُ عَنْهُ سَرِيعًا ، كَمَا رَوَاهُ
مُسْلِمٌ فِي صَحِيحِهِ ، مِنْ حَدِيثِ يُونُسَ بْنِ عُبَيْدٍ ، عَنْ
عَمْرِو بْنِ سَعِيدٍ ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ بْنِ عَمْرِو بْنِ جَرِيرٍ ،
عَنْ جَدِّهِ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْبَجْلِيِّ ، رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ ، قَالَ : سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،
عَنْ نَظْرَةِ الْفَجْأَةِ ، فَأَمَرَنِي أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِي .
Ini merupakan perintah Allah kepada hamba2Nya yang beriman agar mereka
menahan pandangan dari perkara2 yang haram diihat. Janganlah melihat
kecuali kepada hal-hal yang dibolehkan untuk dilihat dan hendaklah
mereka menahan pandangan dari perkara2 yang haram untuk dilihat, maka
hendaklah ia segera memalingkan pandangannya seperti yang diriwayatkan
oleh Muslim dalam shahihnya, dari Abu Zur’ah bin Amr bin Jarir dari
kakeknya, yakni Jarir bin ‘Abdillah Al Bajali RA, ia berkata,
“Aku
bertanya kepada rasulullah shollallohu alaihi wasallam tentang pandangan
spontan. Beliau memerintahkanku agar segera memalingkan pandanganku.”
وَكَذَا رَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ ، عَنْ هُشَيْمٍ ، عَنْ يُونُسَ بْنِ
عُبَيْدٍ ، بِهِ . وَرَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ
وَالنَّسَائِيُّ ، مِنْ حَدِيثِهِ أَيْضًا . وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ :
حَسَنٌ صَحِيحٌ . وَفِي رِوَايَةٍ لِبَعْضِهِمْ : فَقَالَ : " أَطْرِقْ
بَصَرَكَ " ، يَعْنِي : انْظُرْ إِلَى الْأَرْضِ . وَالصَّرْفُ أَعَمُّ;
فَإِنَّهُ قَدْ يَكُونُ إِلَى الْأَرْضِ ، وَإِلَى جِهَةٍ أُخْرَى ،
وَاللَّهُ أَعْلَمُ .
Demikian pula diriwayatkan oleh Ahmad dari
Husyaim, dari Yunus bin ‘Ubaid. Abu Dawud, At Tirmidzi dan an Nasa’I
juga meriwayatkannya, at Tirmidzi berkata ‘hasan shahih’. Dalam riwayat
lain disebutkan dengan lafazh ‘Tundukkanlah pandanganmu’ yakni
menundukkan pandangan ke bawah. Memalingkan memiliki makna yang lebih
umum, karena boleh jadi dengan memandang ke bawah atau ke arah lain,
wallahu’alam.
وَقَالَ أَبُو دَاوُدَ : حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ
بْنُ مُوسَى الْفَزَارِيُّ ، حَدَّثَنَا شَرِيكٌ ، عَنْ أَبِي رَبِيعَةَ
الْإِيَادِيِّ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ
: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَلِيٍّ : "
يَا عَلِيُّ ، لَا تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ ، فَإِنَّ لَكَ
الْأُولَى وَلَيْسَ لَكَ الْآخِرَةُ "
وَرَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ مِنْ حَدِيثِ شَرِيكٍ ، وَقَالَ : غَرِيبٌ ، لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِهِ .
Abu Dawud meriwayatkan dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia
berkata : “Rasulullah SAW berkata kepada ‘Ali ‘Hai Ali, janganlah ikuti
pandangan pertama dengan pandangan kedua. Karena pandangan pertama
untukmu(dimaafkan) dan pandangan kedua tidak untukmu(tidak dimaafkan)”.
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari hadits Syuraik, lalu beliau berkata ;Gharib, kami tidak mengetahui kecuali dari haditsnya.
CahBaguz IngnCndry Mungkin
jwbn ini trlihat extreme, ,tp yg namanya hukum harus ditegaskan. .
walaupun gk ketemuan, pcrn lewat hp pun bs mnjadi harom,, karena di akui
ato tdk, hal trsebut dpt menimbulkan hal2 maksiat yg sangat sulit di
hindari. . nie referensinya. .
? إحياء علوم الدين الجزء 2 صحـ : 160 مكتبة الشاملة الإصدار الثاني وَتَحْصِيْلُ مَظِنَّةِ اْلمَعْصِيَّةِ مَعْصِيَةٌ وَنَعْنِيْ بِاْلمَظِنَّةِ مَا يَتَعَرَّضُ اْلإِنْسَانُ لِوُقُوْعِ اْلمَعْصِيَةِ غَالِباً بِحَيْثُ لاَ يَقْدِرُ عَلىَ اْلانْكِفَافِ عَنْهَا فَإِذاً هُوَ عَلىَ التَّحْقِيْقِ حِسْبَةٌ عَلَى مَعْصِيَةِ رَاهِنَةٍ لاَ عَلَى مَعْصِيَةٍ مُنْتَظِرَةٍ اهـ
? إحياء علوم الدين الجزء 2 صحـ : 160 مكتبة الشاملة الإصدار الثاني وَتَحْصِيْلُ مَظِنَّةِ اْلمَعْصِيَّةِ مَعْصِيَةٌ وَنَعْنِيْ بِاْلمَظِنَّةِ مَا يَتَعَرَّضُ اْلإِنْسَانُ لِوُقُوْعِ اْلمَعْصِيَةِ غَالِباً بِحَيْثُ لاَ يَقْدِرُ عَلىَ اْلانْكِفَافِ عَنْهَا فَإِذاً هُوَ عَلىَ التَّحْقِيْقِ حِسْبَةٌ عَلَى مَعْصِيَةِ رَاهِنَةٍ لاَ عَلَى مَعْصِيَةٍ مُنْتَظِرَةٍ اهـ
EmoticonEmoticon