Kesunnahan Memakai Pacar Kuku Dan Bercelak
apakah benar ada kesunnahan dalam memakai celak dan pacar bagi perempuan..???
mohon penjelasannya....
trma kasih...
Kareem Ismael Tohari
Hukum mengenakan pacar kuku bagi wanita ada tiga pendapat: - Boleh, selain dengan pacar kuku warna hitam. - Boleh bagi wanita bersuami atau hamba sahaya memakai pacar kuku warna hitam, bila telah mendapat izin. - Mutlak sunah menurut al- Baghawi bagi wanita bersuami memakai pacar dengan cara apapun. Sedangkan hukum mengenakan pacar kuku bagi laki-laki ada tiga pendapat: - Haram menurut syafi’iyah, memandang illat tasabbuyh dengan pewarna kuku yang termasuk aksesoris wanita. - Makruh menurut sebagian hanabilah dan hanafiah. - Boleh menurut Ibnu Qudamah. Poin pembahasannya terletak pada kajian ‘tathrif’, meskipun yang lebih dominan diulas dalam referensi klasik adalah ‘khidhab’, di mana khidhab di situ dimaksudkan lebih general sebagai pewarnaan tangan dan kaki, mulai dari ujung sampai pergelangan tangan/kaki, baik kuku maupun kulitnya. Pembahasan khidhab cukup berbeda dengan tathrif dan hanya sedikit bersinggungan terutama ketika dikaitkan dengan khidab pada laki-laki. Hemat saya, sekedar untuk memudahkan, khidab adalah pewarna kulit, dan tathrif adalah pewarna kuku. Wallahu subhanahu wata’ala a’lam.
R e f e r e n s i ﺍﻻِﺧْﺘِﺾَﺍﺏُ ﻟُﻐَﺔً : ﺍﺳْﺘِﻌْﻤَﺎﻝ ﺍﻟْﺨِﻀَﺎﺏِ . ﻭَﺍﻟْﺨِﻀَﺎﺏُ ﻫُﻮَ ﻣَﺎ ﻳُﻐَﻴَّﺮُ ﺑِﻪِ ﻟَﻮْﻥُ ﺍﻟﺸَّﻲْﺀِ ﻣِﻦْ ﺣِﻨَّﺎﺀَ ﻭَﻛَﺘَﻢٍ ﻭَﻧَﺤْﻮِﻩِﻣَﺎ. ﻭَﻻَ ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﺍﻟْﻤَﻌْﻨَﻰ ﺍﻻِﺻْﻄِﻼُّﻲِﺣَ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤَﻌْﻨَﻰ ﺍﻟﻠُّﻐَﻮِﻱِّ ﺍﻟﺘَّﻄْﺮِﻱﻑُ ﻟُﻐَﺔً : ﺧَﻀْﺐُ ﺃَﻃْﺮَﺍﻑِ ﺍﻷْﺻَﺎﺑِﻊِ ، ﻳُﻘَﺎﻝ : ﻃَﺮَﻓَﺖِ ﺍﻟْﺠَﺎﺭِﻱَﺓُ ﺑَﻨَﺎﻧَﻬَﺎ ﺇِﺫَﺍ ﺧَﻀَّﺒَﺖْ ﺃَﻃْﺮَﺍﻑَ ﺃَﺻَﺎﺑِﻌِﻪﺍَ ﺑِﺎﻟْﺤِﻦَّﺍﺀِ ، ﻭَﻫِﻲَ ﻣُﻄَﺮِّﻓَﺔٌ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ : ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﻔﻘﻬﻴﺔ ﺍﻟﻜﻮﻳﺘﻴﺔ ﺝ2 ﺹ 277-278
“Ikhtidhab secara bahasa adalah: pemakaian khidhab, sedang khidhab yaitu sesuatu yang bisa merubah warna suatu obyek entah dengan hina’, katam, atau sejenisnya. Makna istilahnya tidak berbeda dengan makna bahasa. Tathrif secara bahasa adalah: pewarnaan pacar pada ujung jari, diucapkan [gadis itu memacari jemarinya, ketika memacari ujung jarinya dengan hina’].
ﻭﻋﺒﺎﺭﺓ ﺍﻟﻜﺮﺩﻱ: ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﻳﺤﺮﻡ ﺍﻟﺤﻨﺎﺀ ﻟﻠﺮﺟﻞ. ﺧﺮﺝ ﺑﻪ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ، ﻓﻔﻴﻬﺎ ﺗﻔﺼﻴﻞ، ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻻﺣﺮﺍﻡ ﺍﺳﺘﺤﺐ ﻟﻬﺎ ﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻧﺖ ﻣﺰﻭﺟﺔ. ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﻣﺰﻭﺟﺔ، ﺷﺎﺑﺔ ﺃﻭ ﻋﺠﻮﺯﺍ ﻭﺇﺫﺍ ﺍﺧﺘﻀﺒﺖ ﻋﻤﺖ ﺍﻟﻴﺪﻳﻦ ﺑﺎﻟﺨﻀﺎﺏ. ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻤﺤﺪﺓ: ﻓﻴﺤﺮﻡ ﻋﻠﻴﻬﺎ، ﻭﺍﻟﺨﻨﺜﻰ ﻛﺎﻟﺮﺟﻞ . ﻭﻳﺴﻦ ﻟﻐﻴﺮ ﺍﻟﻤﺤﺮﻣﺔ ﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﺣﻠﻴﻠﺔ ﻭﺇﻻ ﻛﺮﻩ. ﻭﻻ ﻳﺴﻦ ﻟﻬﺎ ﻧﻘﺶ ﻭﺗﺴﻮﻳﺪ ﻭﺗﻄﺮﻳﻒ ﻭﺗﺤﻤﻴﺮ ﻭﺟﻨﺔ، ﺑﻞ ﻳﺤﺮﻡ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﻋﻠﻰ ﺧﻠﻴﺔ ﻭﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺄﺫﻥ ﻟﻬﺎ ﺣﻠﻴﻠﻬﺎ . ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ : ﺣﺎﺷﻴﺔ ﺇﻋﺎﻧﺔ ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﻴﻦ ﺝ2 ﺹ 387
“Al-Kurdi berkata: pewarna pacar haram bagi laki-laki. Dikecualikan bagi wanita maka ada pemilahan, jika hendak ihram maka disunahkan baginya baik sudah bersuami maupun belum, muda maupun tua, di mana ketika memakai pacar diwarnai menyeluruh pada kedua tangannya. Sedangkan wanita yang sedang iddah maka haram, serta pada banci maka sebagaimana haramnya laki-laki. Bagi selain wanita berihram, disunahkan memakai pacar bagi wanita bersuami, bila belum bersuami maka makruh. Tidak disunahkan bagi wanita mengecat kuku, mewarnai hitam, memacar kuku, serta memerahi pipi, bahkan haram hal tersebut untuk wanita yang belum bersuami maupun wanita yang tidak mendapat ijin suami atau tuannya.”
mohon penjelasannya....
trma kasih...
Kareem Ismael Tohari
Hukum mengenakan pacar kuku bagi wanita ada tiga pendapat: - Boleh, selain dengan pacar kuku warna hitam. - Boleh bagi wanita bersuami atau hamba sahaya memakai pacar kuku warna hitam, bila telah mendapat izin. - Mutlak sunah menurut al- Baghawi bagi wanita bersuami memakai pacar dengan cara apapun. Sedangkan hukum mengenakan pacar kuku bagi laki-laki ada tiga pendapat: - Haram menurut syafi’iyah, memandang illat tasabbuyh dengan pewarna kuku yang termasuk aksesoris wanita. - Makruh menurut sebagian hanabilah dan hanafiah. - Boleh menurut Ibnu Qudamah. Poin pembahasannya terletak pada kajian ‘tathrif’, meskipun yang lebih dominan diulas dalam referensi klasik adalah ‘khidhab’, di mana khidhab di situ dimaksudkan lebih general sebagai pewarnaan tangan dan kaki, mulai dari ujung sampai pergelangan tangan/kaki, baik kuku maupun kulitnya. Pembahasan khidhab cukup berbeda dengan tathrif dan hanya sedikit bersinggungan terutama ketika dikaitkan dengan khidab pada laki-laki. Hemat saya, sekedar untuk memudahkan, khidab adalah pewarna kulit, dan tathrif adalah pewarna kuku. Wallahu subhanahu wata’ala a’lam.
R e f e r e n s i ﺍﻻِﺧْﺘِﺾَﺍﺏُ ﻟُﻐَﺔً : ﺍﺳْﺘِﻌْﻤَﺎﻝ ﺍﻟْﺨِﻀَﺎﺏِ . ﻭَﺍﻟْﺨِﻀَﺎﺏُ ﻫُﻮَ ﻣَﺎ ﻳُﻐَﻴَّﺮُ ﺑِﻪِ ﻟَﻮْﻥُ ﺍﻟﺸَّﻲْﺀِ ﻣِﻦْ ﺣِﻨَّﺎﺀَ ﻭَﻛَﺘَﻢٍ ﻭَﻧَﺤْﻮِﻩِﻣَﺎ. ﻭَﻻَ ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﺍﻟْﻤَﻌْﻨَﻰ ﺍﻻِﺻْﻄِﻼُّﻲِﺣَ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤَﻌْﻨَﻰ ﺍﻟﻠُّﻐَﻮِﻱِّ ﺍﻟﺘَّﻄْﺮِﻱﻑُ ﻟُﻐَﺔً : ﺧَﻀْﺐُ ﺃَﻃْﺮَﺍﻑِ ﺍﻷْﺻَﺎﺑِﻊِ ، ﻳُﻘَﺎﻝ : ﻃَﺮَﻓَﺖِ ﺍﻟْﺠَﺎﺭِﻱَﺓُ ﺑَﻨَﺎﻧَﻬَﺎ ﺇِﺫَﺍ ﺧَﻀَّﺒَﺖْ ﺃَﻃْﺮَﺍﻑَ ﺃَﺻَﺎﺑِﻌِﻪﺍَ ﺑِﺎﻟْﺤِﻦَّﺍﺀِ ، ﻭَﻫِﻲَ ﻣُﻄَﺮِّﻓَﺔٌ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ : ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﻔﻘﻬﻴﺔ ﺍﻟﻜﻮﻳﺘﻴﺔ ﺝ2 ﺹ 277-278
“Ikhtidhab secara bahasa adalah: pemakaian khidhab, sedang khidhab yaitu sesuatu yang bisa merubah warna suatu obyek entah dengan hina’, katam, atau sejenisnya. Makna istilahnya tidak berbeda dengan makna bahasa. Tathrif secara bahasa adalah: pewarnaan pacar pada ujung jari, diucapkan [gadis itu memacari jemarinya, ketika memacari ujung jarinya dengan hina’].
ﻭﻋﺒﺎﺭﺓ ﺍﻟﻜﺮﺩﻱ: ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﻳﺤﺮﻡ ﺍﻟﺤﻨﺎﺀ ﻟﻠﺮﺟﻞ. ﺧﺮﺝ ﺑﻪ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ، ﻓﻔﻴﻬﺎ ﺗﻔﺼﻴﻞ، ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻻﺣﺮﺍﻡ ﺍﺳﺘﺤﺐ ﻟﻬﺎ ﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻧﺖ ﻣﺰﻭﺟﺔ. ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﻣﺰﻭﺟﺔ، ﺷﺎﺑﺔ ﺃﻭ ﻋﺠﻮﺯﺍ ﻭﺇﺫﺍ ﺍﺧﺘﻀﺒﺖ ﻋﻤﺖ ﺍﻟﻴﺪﻳﻦ ﺑﺎﻟﺨﻀﺎﺏ. ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻤﺤﺪﺓ: ﻓﻴﺤﺮﻡ ﻋﻠﻴﻬﺎ، ﻭﺍﻟﺨﻨﺜﻰ ﻛﺎﻟﺮﺟﻞ . ﻭﻳﺴﻦ ﻟﻐﻴﺮ ﺍﻟﻤﺤﺮﻣﺔ ﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﺣﻠﻴﻠﺔ ﻭﺇﻻ ﻛﺮﻩ. ﻭﻻ ﻳﺴﻦ ﻟﻬﺎ ﻧﻘﺶ ﻭﺗﺴﻮﻳﺪ ﻭﺗﻄﺮﻳﻒ ﻭﺗﺤﻤﻴﺮ ﻭﺟﻨﺔ، ﺑﻞ ﻳﺤﺮﻡ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﻋﻠﻰ ﺧﻠﻴﺔ ﻭﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺄﺫﻥ ﻟﻬﺎ ﺣﻠﻴﻠﻬﺎ . ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ : ﺣﺎﺷﻴﺔ ﺇﻋﺎﻧﺔ ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﻴﻦ ﺝ2 ﺹ 387
“Al-Kurdi berkata: pewarna pacar haram bagi laki-laki. Dikecualikan bagi wanita maka ada pemilahan, jika hendak ihram maka disunahkan baginya baik sudah bersuami maupun belum, muda maupun tua, di mana ketika memakai pacar diwarnai menyeluruh pada kedua tangannya. Sedangkan wanita yang sedang iddah maka haram, serta pada banci maka sebagaimana haramnya laki-laki. Bagi selain wanita berihram, disunahkan memakai pacar bagi wanita bersuami, bila belum bersuami maka makruh. Tidak disunahkan bagi wanita mengecat kuku, mewarnai hitam, memacar kuku, serta memerahi pipi, bahkan haram hal tersebut untuk wanita yang belum bersuami maupun wanita yang tidak mendapat ijin suami atau tuannya.”
ﻭﻳﺤﺮﻡ
ﺃﻳﻀﺎ ﺗﺠﻌﻴﺪ ﺷﻌﺮﻫﺎ ﻭﻧﺸﺮ ﺃﺳﻨﺎﻧﻬﺎ ﻭﻫﻮ ﺗﺤﺪﻳﺪﻫﺎ ﻭﺗﺮﻗﻴﻘﻬﺎ ﻭﺍﻟﺨﻀﺎﺏ ﺑﺎﻟﺴﻮﺍﺩ
ﻭﺗﺤﻤﻴﺮ ﺍﻟﻮﺟﻨﺔ ﺑﺎﻟﺤﻨﺎﺀ ﻭﻧﺤﻮﻩ ﻭﺗﻄﺮﻳﻒ ﺍﻷﺻﺎﺑﻊ ﻣﻊ ﺍﻟﺴﻮﺍﺩ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ : ﺣﺎﺷﻴﺔ ﺍﻟﺠﻤﻞ
ﺝ2 ﺹ 430
“Diharamkan juga mengeriting rambut wanita, merenggangkan
giginya yakni dengan mempertajam dan menipiskannya,
mewarnai dengan pacar hitam, memerahi pipi dengan hina’ dan sejenisnya,
serta memacari jari- jari besertaan warna pacarnya hitam.”
( ﻗَﻮْﻟُﻪُ :
ﻭَﺗَﻄْﺮِﻳﻒُ( ﻗَﺎﻝَ ﺍﺑْﻦُ ﺍﻟﺮِّﻓْﻌَﺔِ ﻭَﺍﻟْﻤُﺮَﺍﺩُ ﺑِﺎﻟﺘَّﻄْﺮِﻒﻳِ
ﺍﻟْﻤُﺤَﺮَّﻡِ ﺗَﻄْﺮِﻳﻒُ ﺍﻟْﺄَﺻَﺎﺏِﻉِ ﺑِﺎﻟْﺤِﻦَّﺍﺀِ ﻣَﻊَ ﺍﻟﺴَّﻮَﺍﺩِ ﺃَﻣَّﺎ
ﺑِﺎﻟْﺤِﻦَّﺍﺀِ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻓَﻠَﺎ ﺷَﻚَّ ﻓِﻲ ﺟَﻮَﺍﺯِﻩِ ﺷَﺮْﺡُ ﺍﻟْﻌُﺒَﺎﺏِ
ﻭَﻛَﺬَﺍ ﻳَﻨْﺒَﻐِﻲ ﺃَﻥْ ﻳُﻘَﺎﻝَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﻘْﺶِ ﺳﻢ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ : ﺗﺤﻔﺔ ﺍﻟﻤﺤﺘﺎﺝ
ﺝ14 ﺹ 484
“Wa tathrif: Ibnu Rif’ah dalam Syarh ‘Ubab berkata bahwa yang
dimaksud tathrif yang diharamkan adalah mewarnai kuku dengan pacar
besertaan warnanya hitam, sedangkan hukum pacar semata (tanpa tambahan
hitam) maka tidak diragukan lagi kebolehannya. Ibnu Qasim al-’Ubadi
menambahkan, begitu juga ketentuan warna hitam ini berlaku dalam hukum
pengecatan kuku.
” ﻭﻳﺤﺮﻡ ﺗَﺠْﻌِﻴﺪُﻩُ ﺃَﻱْ ﺍﻟﺸَّﻌْﺮِ ﻭَﻭَﺷْﺮُ ﺍﻟْﺄَﺳْﻨَﺎﻥِ
ﺃَﻱْ ﺗَﺤْﺪِﻳﺪُﻩﺍَ ﻭَﺗَﺮْﻗِﻴﻖﺎَﻫُ ﻟِﻠﺘَّﻐْﺮِﻳﺮِ ﻭَﻟِﻠﺘَّﻊَﺭُّﺽِ
ﻟِﻠﺘُّﻬْﻢَﺓِ ﻓِﻴﻬِﻤَﺎ ﻭَﻟِﻠْﺨَﺐَﺭِ ﺍﻟﺴَّﺎﺑِﻖِ ﻓﻲ ﺍﻟﺜَّﺎﻧِﻲ ﻭَﺍﻟْﺨِﻀَﺎﺏُ
ﺑِﺎﻟﺴَّﻮَﺍﺩِ ﻟِﺨَﺒَﺮِ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﻗَﻮْﻡٌ ﻳَﺨْﻀِﺒُﻮﻥَ ﻓﻲ ﺁﺧَﺮِ ﺍﻟﺰَّﻣَﺎﻥِ
ﺑِﺎﻟﺴَّﻮَﺍﺩِ ﻛَﺤَﻮَﺍﺻِﻞِ ﺍﻟْﺤَﻤَﺎﻡِ ﻟَﺎ ﻳَﺮِﻳﺤُﻮﻥَ ﺭَﺍﺋِﺤَﺔَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ
ﺭَﻭَﺍﻩُ ﺃﺑﻮ ﺩَﺍﻭُﺩ ﻭَﻏَﻴْﺮُﻩُ ﻭَﺗَﺤْﻤِﻴﺮُ ﺍﻟْﻮَﺟْﻨَﺔِ ﺑِﺎﻟْﺤِﻦَّﺍﺀِ ﺃﻭ
ﻧَﺤْﻮِﻩِ ﻭَﺗَﻄْﺮِﻳﻒُ ﺍﻟْﺄَﺻَﺎﺏِﻉِ ﺑِﻪِ ﻣﻊ ﺍﻟﺴَّﻮَﺍﺩِ ﻟِﻠﺘَّﻌَﺮِّﺽُ
ﻟِﻠﺘُّﻬْﻢَﺓِ ﺇﻟَّﺎ ﺑِﺈِﺫْﻥِ ﺯَﻭْﺝٍ ﺃﻭ ﺳَﻴِّﺪٍ ﻟﻬﺎ ﻓﻲ ﺟَﻤِﻴﻊِ ﻣﺎ ﺫُﻛِﺮَ
ﺑَﻌْﺪَ ﻗَﻮْﻟِﻪِ ﺣَﺮَﺍﻡٌ ﻓَﻴَﺠُﻮﺯُ ﻟﻬﺎ ﺫﻟﻚ ﻟِﺄَﻥَّ ﻟﻪ ﻏَﺮَﺿًﺎ ﻓﻲ
ﺗَﺰَﻳُّﻨِﻪﺍَ ﻟﻪ ﻭﻗﺪ ﺃَﺫِﻥَ ﻟﻬﺎ ﻓﻴﻪ ﻭَﺧَﺎﻟَﻒَ ﻓﻲ ﺍﻟﺘَّﺤْﻘِﻲﻕِ ﻓﻲ
ﺍﻟْﻮَﺻْﻞِ ﻭَﺍﻟْﻮَﺷْﺮِ ﻓَﺄَﻟْﺤَﻖَﻫُﻤَﺎ ﺑِﺎﻟْﻮَﺷْﻢِ ﻓﻲ ﺍﻟْﻤَﻨْﻊِ ﻣُﻄْﻠَﻘًﺎ
ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ : ﺃﺳﻨﻰ ﺍﻟﻤﻄﺎﻟﺐ ﺝ1 ﺹ 173
“Diharamkan mengeriting rambut dan
merenggangkan giginya yakni dengan mempertajam dan menipiskannya karena
rentan manipulasi dan berpraduga negatif pada dirinya dalam dua perkara
tadi, haramnya pacar warna hitam juga dikarenakan hadits [akan ada kaum
di akhir jaman yang mewarnai dengan pacar hitam sebagaimana hitamnya
tembolok burung dara, mereka tidak bisa mencium bau surga, HR. Abu Dawud
dan lainnya]. [Diharamkan juga] memerahi pipi dengan hina’ atau
sejenisnya serta memacari jari- jari besertaan warna pacarnya hitam,
sebab menimbulkan pandangan negatif masyarakat, kecuali atas ijin suami
atau tuannya maka boleh semua hal yang diharamkan tadi. Hal itu karena
suami berhak atas pelayanan bersolek dari istrinya sedangkan dia telah
mengijinkan. Namun an- Nawawi dalam kitab Tahqiq tidak sepakat mengenai
hukum menyambung rambut dan merenggangkan gigi, ia menyamakannya dengan
hukum tato yakni mutlak haram.”
ﻭﻛﺬﺍ
ﻳُﺴْﺘَﺤَﺐُّ ﺧَﻀْﺐُ ﻛَﻔَﻰ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓِ ﺍﻟْﻤُﺰَﻭَّﺟَﺔِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻤْﻞِﺔَﻛﻭُ
ﻭَﻗَﺪَﻣَﻲْﻫَﺎ ﺑِﺬَﻟِﻚَ ﻟِﺄَﻧَّﻪُ ﺯِﻳﻨَﺔٌ ﻭَﻫِﻲَ ﻣَﻄْﻠُﻮﺑَﺔٌ ﻣﻨﻬﺎ
ﻟِﺰَﻭْﺟِﻪَﺍ ﺃﻭ ﺳَﻴِّﺪِﻫَﺎ ﺗَﻌْﻤِﻴﻤًﺎ ﻟَﺎ ﺗَﻄْﺮِﻳﻘًﺎ ﻭَﻟَﺎ ﻧَﻘْﺸًﺎ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ
: ﺃﺳﻨﻰ ﺍﻟﻤﻄﺎﻟﺐ ﺝ1 ﺹ 173
“Begitu juga disunahkan
memacari kedua telapak tangan dan kaki wanita bersuami atau hamba
sahaya karena itu adalah aksesoris baginya. Hal itu ditujukan untuk
suami atau tuannya dengan cara meratakan pemakaian pacar bukan dengan
cara memacari atau mengecat ujung jarinya semata.” ﻭﺍﻣﺎ ﺍﻟﺨﻀﺎﺏ ﺑﺎﻟﺤﻨﺎﺀ
ﻓﻤﺴﺘﺤﺐ ﻟﻠﻤﺮﺃﺓ ﺍﻟﻤﺰﻭﺟﺔ ﻓﻲ ﻳﺪﻳﻬﺎ ﻭﺭﺟﻠﻴﻬﺎ ﺗﻌﻤﻴﻤﺎ ﻻ ﺗﻄﺮﻳﻔﺎ ﻭﻳﻜﺮﻩ ﻟﻐﻴﺮﻫﺎ ﻭﻗﺪ
ﺍﻃﻠﻖ ﺍﻟﺒﻐﻮﻱ ﻭﺁﺧﺮﻭﻥ ﺍﺳﺘﺤﺒﺎﺏ ﺍﻟﺨﻀﺎﺏ ﻟﻠﻤﺮﺃﺓ ﻭﻣﺮﺍﺩﻫﻢ ﺍﻟﻤﺰﻭﺟﺔ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ :
ﺍﻟﻤﺠﻤﻮﻉ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻤﻬﺬﺏ ﺝ3 ﺹ 140 “Mewarnai dengan pacar disunahkan bagi
wanita bersuami pada kedua tangan dan kakinya, dengan cara diratakan
bukan sebatas ujung jari, serta makruh bagi selain wanita bersuami.
Namun al- Baghawi dan lainnya memutlakkan hukum sunah memakai pacar bagi
wanita, yakni wanita yang telah bersuami.
” ﻧَﺺَّ ﺍﻟﺸَّﺎﻓِﻊِﻳَّﺔُ ﻋَﻠَﻰ
ﺃَﻧَّﻪُ ﻳَﺤْﺮُﻡُ ﻧَﻘْﺶُ ﻳَﺪِ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓِ ﺍﻟْﻤُﺤْﺮِﻡِﺓَ ﺑِﺎﻟْﺤِﻦَّﺍﺀِ ،
ﻭَﻛَﺬَﺍ ﺗَﻄْﺮِﻳﻒُ ﺍﻷْﺻَﺎﺑِﻊِ ﻭَﺗَﺴْﻮِﻳﺪﺎَﻫُ ﻟِﻤَﺎ ﻓِﻴﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺰِّﻳﻨَﺔِ
ﻭَﺇِﺯَﺍﻟَﺔِ ﺍﻟﺸَّﻌَﺚِ ﺍﻟْﻤَﺄْﻣُﻮﺭِ ﺑِﻪِ ﻓِﻲ ﺍﻹْﺣْﺮَﺍﻡِ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ : ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ
ﺍﻟﻔﻘﻬﻴﺔ ﺝ41 ﺹ 149
“Asy-Syafi’i menegaskan haramnya mengecat tangan
wanita yang berihram dengan hina’, begitu juga memacari kuku dan
menghitamkannya, sebab memandang hal itu merupakan aksesoris serta
menjadikan hilangnya penampilan kusut yang diperintahkan dalam ihram.
”
ﻗﻮﻟﻪ) ﺑﺸﻲﺀ ﻣﻨﻪ( ﺃﻱ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﺤﻨﺎﺀ ﻭﻗﻮﻟﻪ ﻓﺘﺴﺘﺮ ﻟﻮﻥ ﺍﻟﺒﺸﺮﺓ ﻭﺇﺫﺍ
ﻓﻌﻠﺖ ﺫﻟﻚ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺍﻟﻨﻈﺮ ﻟﻴﺪﻳﻬﺎ ﻣﺨﻀﻮﺑﺘﻴﻦ ﻭﺍﻟﺤﺮﻣﺔ ﺑﺎﻗﻴﺔ ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺃﻓﺎﺩ ﺍﻟﺨﻀﺐ ﻧﻮﻉ
ﺳﺘﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻤﻠﺔ ﺳﻢ ﻗﻮﻟﻪ) ﻭﺧﺮﺝ ﺑﺎﻟﻤﺮﺃﺓ ﻟﺮﺟﻞ( ﺷﺎﻣﻞ ﻟﻸﻣﺮﺩ ﺍﻟﺠﻤﻴﻞ ﻗﻮﻟﻪ ) ﺑﻞ
ﻳﺤﺮﻡ( ﺃﻱ ﻟﻐﻴﺮ ﻋﺬﺭﻛﻤﺎ ﻧﺺ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻭﻣﺤﻞ ﺍﻟﺤﺮﻣﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﺪﻥ ﻓﻼ ﻳﻨﺎﻓﻲ
ﺳﻦ ﺧﻀﺐ ﻟﺤﻴﺘﻪ ﺑﺎﻟﺤﻨﺎﺀ ﻭﻛﺬﺍ ﺑﺎﻟﺴﻮﺍﺩ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻬﺎﺩ ﻟﻴﻈﻬﺮ ﻟﻠﻜﻔﺎﺭ ﺷﺒﺎﺑﻪ ﻭﻗﻮﺗﻪ
ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ : ﺣﺎﺷﻴﺔ ﺍﻟﺒﺠﻴﺮﻣﻲ ﻋﻠﻰ ﺷﺮﺡ ﻣﻨﻬﺞ ﺝ2 ﺹ 117
“[Dengan sesuatu darinya]
yakni dari hina’ yang telah disebutkan [Menutupi warna kulit] ketika hal
itu sudah dilakukan tetap tidak boleh melihat kedua tangan wanita yang
diberi pacar itu, hukum haramnya tetap, fungsi khidhab sebagai penutup
kulit hanya memandang secara global saja. [Dikecualikan dari wanita
yaitu pada lelaki] termasuk di dalamnya pemuda berwajah manis. [Bahkan
haram] yakni tanpa adanya udzur sebagaimana yang ditegaskan oleh
asy-Syafi’i, letak keharamannya di badan, sehingga tidak menegasikan
sunahnya khidhab jenggot dengan pewarna hina’, begitu juga dengan
pewarna hitam dalam medan perang untuk mendemonstrasikan fisik belia dan
kekuatannya pada kaum kafir
ﺍﺗَّﻔَﻖَ
ﺍﻟْﻔُﻘَﻬَﺎﺀُ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻧَّﻪُ ﻳُﺴْﺘَﺤَﺐُّ ﻟِﻠﺮَّﺟُﻞ ﺃَﻥْ ﻳَﺨْﺘَﻀِﺐَ ﻓِﻲ
ﺭَﺃْﺳِﻪِ ﻭَﻟِﺤْﻴَﺖِﻩِ ﻟِﺘَﻐْﻴِﻴﺮِ ﺍﻟﺸَّﻴْﺐِ ﺑِﺎﻟْﺤِﻦَّﺍﺀِ ﻭَﻧَﺤْﻮِﻩِ
ﻟِﻸْﺣَﺎﺩِﻳﺚِ ﺍﻟْﻮَﺍﺭِﺩَﺓِ ﻓِﻲ ﺫَﻟِﻚَ ، ﻭَﺟَﻮَّﺯُﻭﺍ ﻟَﻪُ ﺃَﻥْ ﻳَﺨْﺘَﻀِﺐَ
ﻓِﻲ ﺟَﻤِﻴﻊِ ﺃَﺟْﺰَﺍﺀِ ﺑَﺪَﻧِﻪِ ﻣَﺎ
ﻋَﺪَﺍ ﺍﻟْﻜَﻔَّﻲْﻥِ ﻭَﺍﻟْﻘَﺪَﻡِﻦْﻳَ ، ﻓَﻼَ ﻳَﺠُﻮﺯُ ﻟَﻪُ ﺃَﻥْ ﻳَﺨْﺘَﻀِﺐَ
ﻓِﻴﻬِﻤَﺎ ﺇِﻻَّ ﻟِﻌُﺬْﺭٍ ؛ ﻷِﻥَّ ﻓِﻲ ﺍﺧْﺘِﻀَﺎﺏِﻩِ ﻓِﻴﻬِﻤَﺎ ﺗَﺸَﺒُّﻬًﺎ
ﺑِﺎﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ، ﻭَﺍﻟﺘَّﺸَﺐ ُﻩُّ ﺑِﺎﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ ﻣَﺤْﻈُﻮﺭٌ ﺷَﺮْﻋًﺎ ﻭَﻗَﺎﻝ
ﺃَﻛْﺜَﺮُ ﺍﻟﺸَّﺎﻓِﻊِﻳَّﺔِ ﻭَﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟْﺤَﻨَﺎﺏِﻟَﺔِ ﺑِﺤُﺮْﻣَﺖِﻩِ . ﻭَﻗَﺎﻝ
ﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟْﺤَﻨَﺎﺏِﻟَﺔِ ﻭَﺻَﺎﺣِﺐُ ﺍﻟْﻤُﺤِﻴﻂِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺤَﻨَﻔِﻲِﺓَّ
ﺑِﻜَﺮَﺍﻫَﺖِﻩِ ﻭَﻗَﺪْ ﻗَﺎﻝ ﺭَﺳُﻮﻝ ﺍﻟﻠَّﻪِ - ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ - ﻟَﻌَﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟْﻤُﺘَﺸَﺐ ِﺕﺎَﻫِّ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ
ﺑِﺎﻟﺮِّﺟَﺎﻝ ﻭَﺍﻟْﻤُﺘَﺶَﻦﻴِﻬِّﺑَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺮِّﺟَﺎﻝ ﺑِﺎﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ . ﻭَﺣُﻜْﻢُ
ﺍﻟْﺨُﻨْﺜَﻰ ﺍﻟْﻤُﺸْﻜِﻞ ﻛَﺤُﻜْﻢِ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞ ﻓِﻲ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ : ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ
ﺍﻟﻔﻘﻬﻴﺔ ﺝ2 ﺹ 284
“Para fuqaha sepakat disunahkannya bagi lelaki untuk
mewarnai pacar pada rambut kepala dan jenggotnya untuk merubah warna
uban sesuai dengan keterangan beberapa hadits, mereka juga
memperbolehkan mewarnai pacar pada seluruh bagian anggota tubuhnya
selain kedua telapak tangan dan kakinya, maka pada dua anggota tadi
tidak diperbolehkan kecuali dengan adanya udzur, sebab memandang
pewarnaan pacar pada keduanya menyerupai keadaan wanita, di mana hukum
menyerupai wanita adalah haram. Kebanyakan ulama syafi’iah dan sebagian
hanabilah berpendapat tentang keharamannya. Sebagian yang lain dari
hanabilah serta pengarang kitab Muhith dari hanafiah berpendapat makruh.
Rasulullah bersabda: Allah melaknat golongan wanita yang menyerupai
lelaki dan golongan lelaki yang menyerupai wanita. Status hukum khuntsa
musykil sebagaimana lelaki dalam masalah ini.
” ﻭَﺳُﺌِﻞَ ﺭَﺣِﻤَﻪُ ﺍﻟﻠَّﻪُ
ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻣﺎ ﺣُﻜْﻢُ ﺣِﻨَّﺎﺀِ ﻳَﺪَﻱْ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞِ ﻭَﺭِﺟْﻠَﻲْﻩِ
ﻓَﺄَﺟَﺎﺏَ ﻧَﻔَﻌَﻨَﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻪُ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺑِﻌُﻠُﻮﻣِﻪِ
ﺑِﻘَﻮْﻟِﻪِ ﺣُﻜْﻢُ ﺣِﻨَّﺎﺀِ ﻳَﺪَﻱْ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞِ ﻭَﺭِﺟْﻠَﻲْﻩِ ﺃَﻧَّﻪُ
ﻟِﻐَﻴْﺮِ ﺿَﺮُﻭﺭَﺓٍ ﺣَﺮَﺍﻡٌ ﻋﻠﻰ ﺍﻟْﻤُﻌْﺘَﻢِﺩَ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻨَّﻮَﻭِﻱِّ
ﻭَﻏَﻴْﺮِﻩِ ﻟِﺄَﻧَّﻪُ ﻣﻦ ﺯِﻳﻨَﺔِ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ : ﺍﻟﻔﺘﺎﻭﻯ ﺍﻟﻜﺒﺮﻯ
ﺍﻟﻔﻘﻬﻴﺔ ﺝ4 ﺹ 257 “Ditanyakan: apa hukum memakai pacar pada kedua tangan
dan kaki lelaki? Dijawab: hukum pemakaian pacar pada kedua tangan dan
kaki lelaki, selain dalam kondisi darurat, haram menurut pendapat yang
mu’tamad dari an-Nawawi dan ulama lainnya, sebab termasuk aksesoris bagi
wanita.” ﻓﺄﻣﺎ ﺍﻟﺨﻀﺎﺏ ﻟﻠﺮﺟﻞ ﻓﺬﻛﺮ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺃﻧﻪ ﻻ ﺑﺄﺱ ﺑﻪ ﻓﻴﻤﺎ ﻻ ﺗﺸﺒﻪ ﻓﻴﻪ
ﺑﺎﻟﻨﺴﺎﺀ; ﻷﻥ ﺍﻷﺻﻞ ﺍﻹﺑﺎﺣﺔ, ﻭﻻ ﺩﻟﻴﻞ ﻟﻠﻤﻨﻊ, ﻭﺃﻃﻠﻖ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺘﻮﻋﺐ: ﻟﻪ ﺍﻟﺨﻀﺎﺏ
ﺑﺎﻟﺤﻨﺎﺀ, ﻭﻗﺎﻝ ﻓﻲ ﻣﻜﺎﻥ ﺁﺧﺮ: ﻛﺮﻫﻪ ﺃﺣﻤﺪ "ﻗﺎﻝ ﺃﺣﻤﺪ:" ﻷﻧﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺰﻳﻨﺔ . ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ :
ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻔﺮﻭﻉ ﺝ5 ﺹ 532
“Adapun mengenai memakai pacar pada lelaki, Ibnu
Qudamah berpendapat hal itu tidak masalah pada perkara yang tidak
dianggap menyerupai wanita, sebab hukum asal adalah boleh, serta tidak
ada dalil yang melarangnya. Di dalam kitab al- Mustau’ab ia
memutlakkannya bahwa boleh bagi lelaki memakai pewarna pacar, di tempat
lainnya ia berkomentar bila Ahmad Ibn Hanbal memakruhkannya, Imam Ahmad
berkata: sebab hal itu termasuk aksesoris wanita.”
bila
belum bersuami maka makruh. Tidak disunahkan bagi wanita mengecat kuku,
mewarnai hitam, memacar kuku, serta memerahi pipi, bahkan haram hal
tersebut untuk wanita yang belum bersuami maupun wanita yang tidak
mendapat ijin suami atau tuannya.”
gk cuma perempuan, lelakipun jga sunnah
إعانة الطالبين (2/ 339)
ويسن الاكتحال بالإثمد لخبر الترمذي عن ابن عباس رضي الله عنهما أنه صلى الله عليه وسلم قال اكتحلوا بالإثمد فإنه يجلو البصر وينبت الشعر
Disunnahkan bercelak dgn celak ismid karena ada hadis dari Atturmudzi dari Ibnu Abbas Ra bahwa sesungguhnya Nabi SAW bersabda
bercelaklah kalian dgn ismid karena bisa menyejukkan/mempertajam mata dan bisa menumbuhkan rambut
كان للنبي مكحلة يكتحل منها كل ليلة في كل عين ثلاثة»
nabi mempunyai sebuah botol celak,beliau celakan setiap malam dengan sebuah botol celak tersebut pada setiap 3 sisi ke dua mata beliau masing-masing
إعانة الطالبين (2/ 339)
ويسن الاكتحال بالإثمد لخبر الترمذي عن ابن عباس رضي الله عنهما أنه صلى الله عليه وسلم قال اكتحلوا بالإثمد فإنه يجلو البصر وينبت الشعر
Disunnahkan bercelak dgn celak ismid karena ada hadis dari Atturmudzi dari Ibnu Abbas Ra bahwa sesungguhnya Nabi SAW bersabda
bercelaklah kalian dgn ismid karena bisa menyejukkan/mempertajam mata dan bisa menumbuhkan rambut
كان للنبي مكحلة يكتحل منها كل ليلة في كل عين ثلاثة»
nabi mempunyai sebuah botol celak,beliau celakan setiap malam dengan sebuah botol celak tersebut pada setiap 3 sisi ke dua mata beliau masing-masing
EmoticonEmoticon