Monday 19 January 2015

Masjid Tingkat Dengan Tangga Diluar

Bagaimana hukumnya apabila masjid bertingkat sedang tangganya ada diluar ? Dan apa ada syarat syarat meningkat masjid ?

Kareem Ismael Tohari Dalam kitab-kitab fiqih pada bab sholat jama'ah dijelaskan bahwasanyaa sholat jama'ah yang dilaksanakan dimasjid tidak disyaratkan adanya manfadz (jalan tembus) menuju imam yang berada disamping atau didepan ma'mum, sekiranya ma'mum dapat menuju ketempat imam tanpa membelakangi kiblat. Hal ini berbeda halnya ketika sholat jama'ah dikerjakan diluar masjid atau ditempat-tempat lain selain masjid dimana disyaratkan harus ada jalan menuju imam bagi ma'mum, sekiranya ma'mum bisa berjalan menuju tempat imam dengan tanpa membelakangi kiblat. Jadi, apabila seorang salah satu dari imam atau ma'mum sholat ditempat yang lebih tinggi, misalnya imamnya dilantai pertama dan ma'mumnya dilantai kedua, meskipun jalan yang digunakan untuk menuju imam yang berupa tangga semisal, berada dibelakang ma'mum, sehingga apabila ma'mum hendak menuju imam harus membelakangi kiblat, sholat jama'ahnya tetap sah.

Kareem Ismael Tohari Yang masih terjadi perselisihan mengenai hukumnya adalah mengenai disyaratkannya harus ada manfadz antara imam dan ma'mum apabila sholat jama'ah dilakukan didalam masjid. Menurut pendapat yang mu'tamad hukum sholat jama'ahnya tidak. Namun, menurut sebagian ulama' selama imam dan ma'mum masih dalam lingkup bangunan masjid, sholat jama'ah tetap sah. Imam Nawawi menukil pendapat yang menyatakan sholat jama'ah tetap sah meski tanpa adanya manfadz tersebut dari banyak ulama', pendapat ini pula yang bisa disimpulkan dari ibarot-ibarot dalam kitab "Al-Anwar" dan "Al-Irsyad", pendapat ini juga dipilih oleh Syekh Ibnul Imad dan Syekh Al- Asnawi dan difatwakan oleh Syekh Zakariya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan jawaban dari pertanyaan diatas adalah : 1. Ketentuan peletakan tangga untuk lantai kedua dan seterusnya berada didalam masjid. 2. Tangga masjid tidak harus menghadap kekiblat, tangganya boleh diletakkan didepan, disamping atau dibelakang, sebab saat sholat jama'ah didalam masjid jalan ma'mum untuk menuju imam tidak disyaratkan harus menghadap kiblat. Wallohu a'lam. ( Dijawab oleh : Muqit Ismunoer, Gus Alwy Muhammad, Kudung Khantil Harsandi Muhammad, Hanya Ingin Ridlo Robby dan Siroj Munir ) Referensi : 1. Bughyatul Mustarsyidin, Hal : 147 2. Hasyiyah I'anatut Tholibin, Juz : 2 Hal : 36-37





Kareem Ismael Tohari Ibarot : Bughyatul Mustarsyidin, Hal : 147 ﻣﺴﺄﻟﺔ : ﻱ : ﻻ ﻳﺸﺘﺮﻁ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﻛﻮﻥ ﺍﻟﻤﻨﻔﺬ ﺃﻣﺎﻡ ﺍﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﺃﻭ ﺑﺠﺎﻧﺒﻪ ﺑﻞ ﺗﺼﺢ ﺍﻟﻘﺪﻭﺓ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺧﻠﻔﻪ ، ﻭﺣﻴﻨﺌﺬ ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻓﻲ ﻋﻠﻮ ﻭﺍﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﻓﻲ ﺳﻔﻞ ﺃﻭ ﻋﻜﺴﻪ ﻛﺒﺌﺮ ﻭﻣﻨﺎﺭﺓ ﻭﺳﻄﺢ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ، ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻟﻤﺮﻗﻰ ﻭﺭﺍﺀ ﺍﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﺑﺄﻥ ﻻ ﻳﺼﻞ ﺇﻟﻰ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺇﻻ ﺑﺎﺯﻭﺭﺍﺭ ﺑﺄﻥ ﻳﻮﻟﻲ ﻇﻬﺮﻩ ﺍﻟﻘﺒﻠﺔ ، ﺻﺢ ﺍﻻﻗﺘﺪﺍﺀ ﻹﻃﻼﻗﻬﻢ ﺻﺤﺔ ﺍﻟﻘﺪﻭﺓ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ، ﻭﺇﻥ ﺣﺎﻟﺖ ﺍﻷﺑﻨﻴﺔ ﺍﻟﻤﺘﻨﺎﻓﺬﺓ ﺍﻷﺑﻮﺍﺏ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻟﻰ ﺳﻄﺤﻪ ، ﻓﻴﺘﻨﺎﻭﻝ ﻛﻮﻥ ﺍﻟﻤﺮﻗﻰ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭ ﺃﻣﺎﻡ ﺍﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﺃﻭ ﻭﺭﺍﺀﻩ ﺃﻭ ﻳﻤﻴﻨﻪ ﺃﻭ ﺷﻤﺎﻟﻪ ، ﺑﻞ ﺻﺮﺡ ﻓﻲ ﺣﺎﺷﻴﺘﻲ ﺍﻟﻨﻬﺎﻳﺔ ﻭﺍﻟﻤﺤﻠﻲ ﺑﻌﺪﻡ ﺍﻟﻀﺮﺭ ، ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺼﻞ ﺇﻟﻰ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺒﻨﺎﺀ ﺇﻻ ﺑﺎﺯﻭﺭﺍﺭ ﻭﺍﻧﻌﻄﺎﻑ ، ﻧﻌﻢ ﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻣﻨﻔﺬ ﺃﺻﻼً ﻟﻢ ﺗﺼﺢ ﺍﻟﻘﺪﻭﺓ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻌﺘﻤﺪ ، ﻭﺭﺟﺢ ﺍﻟﺒﻠﻘﻴﻨﻲ ﺃﻥ ﺳﻄﺢ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﻭﺭﺣﺒﺘﻪ ﻭﺍﻷﺑﻨﻴﺔ ﺍﻟﺪﺍﺧﻠﺔ ﻓﻴﻪ ﻻ ﻳﺸﺘﺮﻁ ﺗﻨﺎﻓﺬﻫﺎ ﺇﻟﻴﻪ ، ﻭﻧﻘﻠﻪ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﻋﻦ ﺍﻷﻛﺜﺮﻳﻦ ، ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻤﻔﻬﻮﻡ ﻣﻦ ﻋﺒﺎﺭﺓ ﺍﻷﻧﻮﺍﺭ ﻭﺍﻹﺭﺷﺎﺩ ﻭﺃﺻﻠﻪ ، ﻭﺟﺮﻯ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻌﻤﺎﺩ ﻭﺍﻷﺳﻨﻮﻱ ، ﻭﺃﻓﺘﻰ ﺑﻪ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺯﻛﺮﻳﺎ ، ﻓﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﺍﻟﺨﻼﻑ ﺇﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﻓﻲ ﺍﺷﺘﺮﺍﻁ ﺍﻟﻤﻨﻔﺬ ، ﻭﺇﻣﻜﺎﻥ ﺍﻟﻤﺮﻭﺭ ﻭﻋﺪﻣﻪ ، ﺃﻣﺎ ﺍﺷﺘﺮﺍﻁ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻟﻤﻨﻔﺬ ﺧﻠﻒ ﺍﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﻓﻠﻢ ﻳﻘﻠﻪ ﺃﺣﺪ ، ﻭﻟﻮ ﻗﺎﻟﻪ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻟﻢ ﻳﻠﺘﻔﺖ ﻟﻜﻼﻣﻪ ﻟﻤﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻟﻤﺎ ﺳﺒﻖ ، ﻭﻟﻴﺲ ﻓﻲ ﻋﺒﺎﺭﺓ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﻣﺎ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺍﻻﺷﺘﺮﺍﻁ ، ﻭﻗﻮﻟﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﺤﻔﺔ ﺑﺸﺮﻁ ﺇﻣﻜﺎﻥ ﺍﻟﻤﺮﻭﺭ ، ﻣﺮﺍﺩﻩ ﺃﻥ ﺍﻟﻤﻨﻔﺬ ﻓﻲ ﺃﺑﻨﻴﺔ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﺷﺮﻃﻪ ﺃﻥ ﻳﻤﻜﻦ ﺍﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﺃﻥ ﻳﻤﺮ ﺍﻟﻤﺮﻭﺭ ﺍﻟﻤﻌﺘﺎﺩ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﻭﺛﻮﺏ ﻓﻴﻪ ﻭﻻ ﺍﻧﺤﻨﺎﺀ ﻳﺒﻠﻎ ﺑﻪ ﻗﺮﺏ ﺍﻟﺮﺍﻛﻊ ﻓﻴﻬﻤﺎ ، ﻭﻻ ﺍﻟﺘﻌﻠﻖ ﺑﻨﺤﻮ ﺟﺒﻞ ، ﻭﻻ ﺍﻟﻤﻤﺮ ﺑﺎﻟﺠﻨﺐ ﻟﻀﻴﻖ ﻋﺮﺽ ﺍﻟﻤﻨﻔﺬ ، ﻓﺈﺫﺍ ﺳﻠﻢ ﺍﻟﻤﻨﻔﺬ ﻣﻤﺎ ﺫﻛﺮ ﺻﺢ ﺍﻻﻗﺘﺪﺍﺀ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻭﺭﺍﺀ ﺍﻟﻤﺄﻣﻮﻡ 
Kitab Kuning Menjawab

Advertisement


EmoticonEmoticon